Mahasiswa Prodi Ilmu Komputer Universitas Muhammadiyah A.R.Fachruddin

Huruf Kapital dan Huruf Miring: Kecil di Mata, Besar dalam Makna

Kamis, 8 Mei 2025 18:59 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Ilustrasi orang menulis di buku
Iklan

Ejaan berfungsi untuk membantu pemahaman pembaca di dalam mencerna infromasi yang disampaikan secara tertulis.

***   

Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi dalam bentuk huruf serta penggunaan tanda baca dalam tataran wacana, KBBI (2005:205). Ejaan berfungsi untuk membantu pemahaman pembaca di dalam mencerna infromasi yang disampaikan secara tertulis. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan terdapat beberapa bagian pemakaian dan penulisan, salah satunya adalah pemakaian huruf kapital dan huruf miring.

  Huruf kapital adalah huruf yang umumnya digunakan untuk menunjukkan awal kalimat, nama diri, atau istilah penting. Namun, masih banyak yang menggunakan huruf kapital secara sembarangan atau justru mengabaikan huruf kapital ketika diperlukan. Padahal, kesalahan-kesalahan kecil dalam penulisan terkesan kurang profesional. Berikutnya, huruf miring, huruf miring adalah huruf yang sering digunakan untuk menandai bahasa asing, istilah ilmiah, atau penekanan makna tertentu. Sama seperti huruf kapital, masih banyak yang belum meahami kapan dan mengapa penggunaannya diperlukan.

  Dengan mengenali huruf kapital dan huruf miring, kita diharapkan bisa memahami dan menerapkan pemakaian huruf kapital dan huruf miring didalam tulisan dengan benar, rapi, konsisten, dan komunikatif. 

Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring

Pemakaian Huruf Kapital

  Pemakaian huruf kapital menjadi penting sebagai rambu-rambu pengingat bagian kata atau awal kalimat yang mana yang harus kapital dan huruf kecil. Pada EYD tidak diatur bahwa huruf kapital digunakan untuk menulis unsur julukan, sedangkan dalam EBI, unsur julukan diatur dan ditulis dengan awal huruf kapital. Agar lebih jelas fungsi pemakaiannya, Berikut contoh pengaplikasiannya yang sesuai dengan peraturan Ejaan Bahasa Indonesia.

  1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat.

Contoh:

Dia mengantuk.

Kita harus bekerja keras.

  1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Dengan kata lain, huruf kapital akan digunakan pada bagian kalimat yang berjenis kalimat langsung.

Contoh:

Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”

Bapak menasihat, “Berhati-hatilah, Nak!”

  1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.

Contoh:

Tuhan akan senantiasa menyertaimu dengan kasih-Nya yang melimpah.

  1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.

Contoh:

Mahaputra Yamin.

Haji Agus Salim.

  1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

Contoh:

Wakil Presiden Adam Malik.

Perdana Menteri Nehru.

  1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.

Contoh:

Amir Hamzah.

Wage Rudolf Supratman.

  1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

Contoh:

Bangsa Indonesia.

Suku Sunda.

  1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.

Contoh:

tahun Hijriah.

tarikh Masehi.

  1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

Contoh:

Asia Tenggara.

Bukit Barisan.

  1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.

Contoh:

Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

  1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah, dan ketatanegaraan serta dokumen resmi.

Contoh:

Perserikatan Bangsa-Bangsa.

  1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, amjalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.

Contoh:

Bacaan majalah Bahasa dan Sastra.

Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.

  1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan, nama gelar, pangkat, dan sapaan.

Contoh:

Dr.            doctor

M.A.         master of arts

S.E.           sarjana ekonomi

  1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman, yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.

Contoh:

“Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto.

Adik bertanya, “Itu apa, Bu?”

  1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

Contoh:

Sudahkah Anda tahu?

Surat Anda telah kami terima.

 

Pemakaian Huruf Miring

  Perlu dipahami bahwa huruf miring yang terdapat di dalam paragraf atau bacaan yang lain tidaklah terjadi karena penulisan huruf yang salah, melainkan itu adalah sebuah unsur kesengajaan karena ada hal yang ingin disampaikan melalui penulisan huruf miring tersebut. Oleh karena itu, huruf miring memiliki beberapa fungsi khusus yang memang secara umum berfungsi memberi perhatian kita tertuju pada huruf yang dimiringkan tersebut. Berikut beberapa fungsi dari pemakain huruf miring.

  1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.

Contoh:

Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.

Buku Negarakertagama karangan Prapanca.

  1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.

Contoh:

Huruf pertama kata abad ialah a.

Buatlah kalimat dengan kata berlepas tangan.

  1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

Contoh:

Nama ilmiah buah manggis adalah Garcinia mangostana.

Politik divide et impera pernah merajalela di negeri ini.

Catatan:

  • Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.
  • Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah.
  • Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang dikutip secara langsung dalam teks bahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.

Kesimpulan

Penguasaan kaidah pemakaian huruf kapital dan huruf miring bukan sekadar soal estetika tulisan, melainkan juga mencerminkan kedisiplinan berbahasa. Kesalahan dalam penggunaan huruf kapital maupun huruf miring dapat merubah makna, menurunkan kualitas tulisan, serta menciptakan kesan kurang cermat terhadap penulisnya. Oleh karena itu, penting bagi kita baik pelajar, pengajar, penulis, maupun pengguna bahasa lainnya untuk senantiasa mematuhi kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku. Mari kita jaga martabat bahasa Indonesia dengan menulis secara benar, tertib, dan sesuai aturan. Karena bahasa yang baik bukan hanya enak dibaca, tetapi juga benar secara kaidah.

Daftar Pustaka

  • Jonter Pandapotan Sitorus. (2019) Mengenal Tata Bahasa Indonesia. Evernity Fisher Media.
  • Andi Hamsiah, Ratri Wikaningtyas, Jimiana Bunga, Eva Eri Dia, Siti Maisaroh, Mu'minin Mu'minin, Yusi Kurniati, Ida Sukowati, Serapina Serapina. (2023). PENGANTAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.
  • Dr. Ida Basaria, M.S. (2021) Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Merdeka Kreasi Group.
  • Ernawati Waridah. (2008) EYD & seputar kebahasa-Indonesiaan. Kawan Pustaka.
  • As'ad Sungguh. (2022) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah. Bumi Aksara.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Nailah Asysyakira Arrazzaqu

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler